Halaman Kover dan Filosofi

Huma Betang berasal dari dua kata baku: 'huma' dan 'betang', yang keduanya sudah terdaftar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Nama 'Huma Betang' merujuk untuk sebuah rumah panjang nan tinggi sebagai hunian khas bagi suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Karena bentuk bangunannya yang besar, di dalam satu rumah ‘Huma Betang’ bisa dihuni oleh beberapa kepala keluarga dalam simpul satu kerukunan untuk sebuah kebersamaan.

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat ini diberi nama ‘Huma Betang’ sebagai perwujudan dari naungan sebuah publikasi dari berbagai macam kegiatan abdi kemasyarakatan. Rumah publikasi ‘Huma Betang’ ini diharapkan mampu menghimpun dan menyatukan keberagaman bidang ilmu dan minat para penulis dari berbagai sudut pandang keilmuan mereka dalam naungan satu wadah publikasi.

Sesuai dengan Filosofi Huma Betang

Rumah tinggi adalah perwujudan dari bentuk pendokumentasian kegiatan berdampak bagi masyarakat yang diangkat dari pandangan para penulis dan ahli sebagai kontribusi nyata untuk mewujudkan partisipasi aktif dalam mendukung pembangunan pemerintah langsung ke tengah masyarakat.  

Sementara itu, rumah besar nan lagi panjang adalah sebuah harapan dari wadah publikasi ini agar bisa menghimpun semua kegiatan abdi kemasyarakatan dari para ahli, peneliti, dosen, guru, pegiat sosial, serta individu maupun kelompok yang peduli dengan pembangunan pendidikan, sosial, dan kebudayaan yang berkesinambungan di Indonesia.  

Tabe, Isen Mulang

(Editor-in-chief)